Limbah Ikan Jadi Cuan di Desa Energi Berdikari Pertamina

Limbah Ikan Jadi Cuan, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mendukung upaya masyarakat nelayan di Desa Rawa Meneng meningkatkan perekonomian melalui pengolahan ikan-ikan yang tidak bernilai jual menjadi produk yang dibutuhkan oleh pasar. Dukungan ini bagian dari program Desa Energi Berdikari Pertamina untuk masyarakat di sekitar wilayah operasi PT Jawa Satu Power (JSP).

Limbah Ikan Jadi Cuan

Limbah Ikan Jadi Cuan di Desa Energi Berdikari Pertamina

Desa Energi Berdikari (DEB) yang digagas oleh PT Pertamina (Persero) telah menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan limbah organik, seperti limbah ikan, dapat diubah menjadi peluang ekonomi yang menguntungkan bagi masyarakat desa. Melalui program-program inovatif, DEB tidak hanya menyediakan energi terbarukan, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mengolah limbah menjadi produk bernilai tinggi.

Apa Itu Desa Energi Berdikari?

Desa Energi Berdikari adalah inisiatif dari Pertamina yang bertujuan untuk menyediakan energi terbarukan bagi masyarakat pedesaan di Indonesia. Program ini memanfaatkan sumber daya lokal, seperti sampah organik dan limbah perikanan, untuk menghasilkan energi dan produk bernilai ekonomi. Salah satu contoh sukses dari program ini adalah DEB di Kampung Akudiomi, Distrik Yaur, Nabire, Papua Tengah.

Limbah Ikan: Sumber Daya yang Terabaikan

Di banyak daerah pesisir, limbah ikan sering kali dibuang begitu saja tanpa pemanfaatan. Padahal, limbah ini memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi, seperti pupuk organik, pakan ternak, atau bahkan energi terbarukan. Di DEB Akudiomi, limbah ikan yang dihasilkan oleh nelayan bagan diolah menjadi pakan ikan sistem bioflok dan pupuk organik. Proses ini tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pengolahan Limbah Ikan Menjadi Pupuk dan Pakan

Salah satu inovasi di DEB Akudiomi adalah pengolahan limbah ikan menjadi pakan ikan dan pupuk organik. Dengan menggunakan teknologi bioflok, limbah ikan yang sebelumnya tidak terpakai diubah menjadi pakan berkualitas tinggi untuk budidaya ikan. Selain itu, sisa dari proses ini diolah menjadi pupuk organik yang dapat digunakan untuk pertanian atau dijual ke pasar. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga membuka peluang pasar baru bagi masyarakat.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Program DEB Akudiomi telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat setempat. Melalui pengolahan limbah ikan, masyarakat berhasil:

  • Mengurangi biaya produksi: Dengan memanfaatkan limbah ikan sebagai pakan dan pupuk, biaya produksi budidaya ikan dan pertanian dapat ditekan.
  • Meningkatkan pendapatan: Produk olahan limbah ikan, seperti pakan dan pupuk, dapat dijual ke pasar, menambah sumber pendapatan baru bagi masyarakat.
  • Menciptakan lapangan kerja: Proses pengolahan limbah ikan membuka peluang kerja baru di bidang produksi dan pemasaran.
  • Meningkatkan kesadaran lingkungan: Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya pengelolaan limbah dan dampaknya terhadap lingkungan.

Selain itu, DEB Akudiomi juga menyediakan fasilitas seperti cold storage dan freezer yang memungkinkan nelayan menyimpan hasil tangkapan mereka dalam waktu yang lebih lama, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan pendapatan melalui penjualan es batu ke masyarakat sekitar.

Kontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Program DEB Akudiomi sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain:

  • SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): Dengan memanfaatkan energi terbarukan, seperti tenaga surya untuk cold storage, DEB Akudiomi menyediakan energi bersih bagi masyarakat.
  • SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi): Program ini menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengolahan limbah ikan.
  • SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab): Dengan mengolah limbah ikan menjadi produk bernilai, DEB Akudiomi mendukung praktik konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Melalui pendekatan ini, DEB Akudiomi tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pencapaian SDGs.

Replikasi Model di Desa Lain

Keberhasilan DEB Akudiomi menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengembangkan program serupa. Dengan dukungan dari Pertamina dan mitra lokal, desa-desa pesisir lainnya dapat mengadopsi model pengolahan limbah ikan menjadi pakan dan pupuk, serta memanfaatkan energi terbarukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Prospek Masa Depan

Dengan potensi besar yang dimiliki oleh limbah ikan, pengembangan lebih lanjut dari program DEB Akudiomi dapat mencakup:

  • Diversifikasi produk: Mengembangkan produk olahan lain dari limbah ikan, seperti tepung ikan atau bioenergi.
  • Peningkatan kapasitas produksi: Meningkatkan skala produksi pakan dan pupuk untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas.
  • Pemasaran yang lebih luas: Membangun jaringan distribusi untuk memasarkan produk olahan ke pasar regional atau nasional.

Dengan dukungan teknologi dan pelatihan, masyarakat dapat mengembangkan usaha berbasis limbah ikan menjadi industri kecil yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Kesimpulan

Desa Energi Berdikari di Kampung Akudiomi, Nabire, Papua Tengah, menunjukkan bagaimana limbah ikan dapat diolah menjadi sumber daya yang bernilai tinggi. Melalui pengolahan limbah menjadi pakan dan pupuk organik, serta pemanfaatan energi terbarukan, masyarakat setempat tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Keberhasilan ini menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi lokal mereka melalui pendekatan yang berkelanjutan dan inovatif.

https://frinterprovincial.com/

JP 500 SLOT

 

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*