Emas & Minyak, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi – menyatakan bahwa negaranya tidak akan terlibat dalam negosiasi apapun dengan Amerika Serikat (AS). Apalagi selama serangan Israel terhadap Iran belum dihentikan.”Amerika telah berulang kali mengirim pesan yang menyerukan perundingan secara serius. Namun, kami telah menegaskan bahwa selama agresi tidak berhenti, tidak akan ada tempat bagi diplomasi dan dialog,” tegas Araghchi dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iran pada Jumat
Emas & Minyak Makin Jaya, Iran Tolak Negosiasi dengan Amerika– Pernyataan tersebut datang menjelang kunjungan Araghchi ke Jenewa, Swiss. Ia dijadwalkan bertemu dengan sejumlah diplomat Eropa untuk membahas perkembangan konflik yang memanas di Timur Tengah. Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat tajam sejak pertengahan Juni 2025, ketika Iran meluncurkan rudal balistik ke wilayah Israel sebagai balasan atas serangan udara yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran. Tak lama, beberapa rudal Iran dilaporkan menembus sistem pertahanan Iron Dome dan menghantam fasilitas sipil, termasuk rumah sakit di Beersheba, memicu kecaman internasional.
Emas & Minyak Makin Jaya, Iran Tolak Negosiasi dengan Amerika
Pengantar
Saat ini, pasar global tengah menyaksikan reli signifikan pada komoditas emas dan minyak mentah, dipicu oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah—terutama langkah Iran yang menolak melanjutkan negosiasi dengan Amerika Serikat. Artikel ini mengulas secara mendalam penyebab, dampak, dan prospek situasi ekonomi dan geopolitik tersebut.
Harga Minyak Terus Melonjak
1Gejolak di Timur Tengah
-
Brent sempat menembus zona US$ 75–78/barel dan WTI di kisaran US$ 76–78/barel, menyentuh rekor tertinggi 2–3 minggu terakhir .
-
Citi memperingatkan bila konflik memutus 1,1 juta bph ekspor Iran, harga bisa mencapai US$ 75–78, dan di skenario terburuk bisa meluncur ke US$ 90 atau bahkan US$ 120–130 jika Selat Hormuz terblokir .
Pemicu dan Resiko
-
Intensitas serangan Israel terhadap infrastruktur Iran serta ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz menambah premi risiko pasar .
-
Peningkatan biaya asuransi dan biaya pengiriman meningkat, menekan margin pengiriman minyak .
Emas: Surga Aman di Tengah Gejolak
Daya Tarik Emas
-
Di tengah gejolak geopolitik, investor kembali mengalihkan dana ke aset safe‑haven seperti emas dan obligasi AS.
-
Permintaan emas menguat karena kekhawatiran inflasi akibat harga energi yang tinggi dan potensi gangguan pasokan global.
Tekanan Inflasi Global
-
Federal Reserve memperlihatkan nada hawkish, namun inflasi dari energi tetap menjadi perhatian utama.
-
Emas menjadi lindung nilai efektif saat suku bunga dan inflasi bergerak tak menentu.
Iran Tolak Negosiasi dengan AS
Ungkapan Resmi Tehran
-
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei secara terang-terangan menolak tuntutan Amerika agar menghentikan klik pengayaan uranium—menganggap itu “berlebihan dan keterlaluan” .
-
Wanita Teheran lain, Majid Takht‑Ravanchi, tegaskan: jika AS masih menuntut penghentian pengayaan, negosiasi tak akan membuahkan hasil .
3.2 Status Perundingan Nuklir 2025
-
Putaran awal perundingan April 2025 di Muscat menunjukkan kemajuan—Iran bersedia turunkan kadar pengayaan sementara sebagai imbalan akses aset beku dan ekspor minyak .
-
Namun perbedaan besar tetap ada: AS ingin stok uranium tinggi dikirim ke pihak ketiga, sementara Iran menolak dan ingin jaminan tidak ada pengingkaran perjanjian lagi .
Interaksi Kebijakan dan Dampaknya
Sanksi AS & Dampaknya
-
Sanksi baru ditujukan pada industri minyak dan shipping Iran, termasuk broker tanker, pelabuhan, dan kilang (termasuk “teapot” China).
-
Sejumlah artikel menunjukkan sanksi ini sudah cukup mendorong harga minyak naik meski sempat dipukulkan dari sisi supply .
Pembatasan Produksi OPEC+
-
OPEC+ memperpanjang kuota produksi untuk menjaga harga tetap stabil—hal ini menambah tekanan terhadap pasokan global
Efek di Ekonomi Global & Investor
Inflasi dan Biaya Hidup
-
Lonjakan harga energi langsung menekan inflasi global — memperparah beban biaya hidup di banyak negara.
-
Bank sentral kawasan Eropa dan AS masih memantau sambil melakukan penyesuaian kebijakan moneter.
5.2 Pasar Saham & Sentimen Investor
-
Di satu sisi, kekhawatiran geopolitik dorong saham energi; di sisi lain, risiko konflik besar menahan laju ekuitas.
-
Indeks seperti Dow, S&P 500, dan Nasdaq sebelumnya sempat jatuh namun juga rebound saat ada harapan diplomasi marketwatch.com.
Poin-Poin Inti
Poin Penting | Penjelasan |
---|---|
Minyak memuncak | Brent dan WTI sempat menyentuh US$ 78+ karena konflik & pasokan terancam. |
Emas menguat | Turbulensi global mendorong aliran dana ke aset safe-haven. |
Iran tolak negosiasi | Tekad teguh Iran menciptakan ketidakpastian jangka menengah. |
Sanksi & OPEC+ | Kedua faktor ini memperketat pasokan, mendongkrak harga. |
Resiko ekonomi | Inflasi energi, volatilitas pasar, dan potensi resesi jadi perhatian paling serius. |
Studi Kasus & Data Pendukung
Studi Kasus: Selat Hormuz
-
Iran sempat membuat ancaman resmi menutup atau memblokir Selat Hormuz pada 14 Juni 2025 — jalur bagi 20% ekspor minyak global
-
Gangguan ini bisa membuat harga minyak melonjak ke US$ 100–150, menurut analisis Rabobank dan JPMorgan .
7.2 Fluktuasi Harga: Grafik & Data
-
Citi memperkirakan harga Brent US$ 75–78 per barel jika Iran-Israel terus berbenturan; JPMorgan prediksi US$ 120+ bila Selat Hormuz ditutup .
-
Sementara itu, di tengah kemajuan perundingan akhir Mei, Brent sempat turun ~US$ 1 ke US$ 64,09 — menegaskan sensitivitas pasar terhadap perkembangan diplomasi.
Kesimpulan & Outlook
Outlook Jangka Pendek
-
Harga minyak dan emas kemungkinan tetap tinggi: pasokan terbatas (sanksi + OPEC+), ketegangan politik, dan potensi eskalasi konflik.
-
Sentimen investor akan sangat dipengaruhi oleh peristiwa seperti serangan lanjutan di Timur Tengah atau laporan negosiasi.
Risiko & Peluang
-
Risiko: eskalasi konflik, penutupan ke Selat Hormuz, sanksi lebih lanjut yang bisa memperburuk inflasi global.
-
Peluang: jika Iran kembali ke meja negosiasi dan ada kemajuan, harga energi dan emas bisa terkoreksi.
Rekomendasi Bagi Investor & Pembuat Kebijakan
-
Diversifikasi portofolio dan alokasi ke komoditas bisa menjadi strategi perlindungan.
-
Bank sentral diharapkan bersiap menghadapi tekanan inflasi—kemungkinan suku bunga tetap tinggi.
-
Bagi Pemerintah: intensifkan diplomasi untuk meredam ketegangan geopolitik yang bisa membeban ekonomi global.
Penutup
Relasi antara naiknya harga emas & minyak dengan kebijakan Iran yang tegas menolak negosiasi dengan AS mencerminkan pola klasik “geopolitik memengaruhi komoditas”. Untuk jangka pendek, investor dan pelaku pasar perlu bersiap menghadapi volatilitas tinggi, sementara bagi pembuat kebijakan, solusi diplomatik bisa menjadi penyeimbang agar ketegangan tak menimbulkan luka panjang pada ekonomi global.