IKI melambat 0,02 poin dibandingkan dengan November 2024 yang sebesar 52,95. Selanjutnya, nilai IKI juga meningkat 1,61 poin dibandingkan dengan nilai IKI Desember tahun lalu yang sebesar 51,32.
“Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 19 subsektor mengalami ekspansi dan 4 subsektor kontraksi. Subsektor yang ekspansi memiliki kontribusi sebesar 90,5 persen terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan III-2024,” ujar Jubir Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif saat jumpa pers IKI di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (30/12/2024).
Menurut dia, dua subsektor yang dengan nilai IKI tertinggi adalah Industri Alat Angkutan Lainnya dan Industri Peralatan Listrik. Sedangkan dua subsektor yang mengalami kontraksi paling dalam adalah Industri Tembakau dan Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik.
Febri menambahkan, terdapat pelambatan ekspansi nilai IKI variabel pesanan baru sebesar 3,49 poin dari 54,20 pada November 2024 menjadi 50,71 pada Desember 2024. Selanjutnya, nilai IKI variabel persediaan produk masih ekspansi dengan pelambatan sebesar 0,10 poin menjadi 54,58. Sebaliknya, nilai IKI variabel produksi mengalami ekspansi dan naik sebesar 5,81 poin dari 49,72 pada November menjadi 55,53 pada bulan Desember 2024.
Menurut Febri, pada Desember 2024, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya 6 bulan ke depan menurun dibandingkan dengan November 2024, yaitu sebesar 73,3 persen. Angka ini menurun 0,1 persen dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.
Sebanyak 21,2 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini menurun 0,5 persen dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.
“Sementara, persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan sebesar 5,5 persen, meningkat 0,6 persen dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya,” ujarnya.
Pada triwulan III-2024, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan positif tapi mengalami pelambatan mencapai 4,95 persen (yoy). Di lain sisi, industri pengolahan nonmigas mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 4,84 persen (yoy).
Selain itu, realisasi investasi nasional hingga triwulan III-2024 mencapai Rp 1.261,4 triliun, meningkat 18,3 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Sektor sekunder berkontribusi 41,4 persen terhadap investasi nasional pada triwulan III-2024 dan pertumbuhannya naik 27,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pertumbuhan positif ekonomi Indonesia tercermin dari optimisme konsumen terhadap ekonomi yang masih kuat dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 125,9 pada November 2024, tetap optimis dan meningkat 4,8 poin dibandingkan pada Oktober 2024 yang sebesar 121,1,” ujarnya.
Sementara, ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai 18,3 miliar dolar AS pada November 2024, mengalami penurunan sebesar 1,15 persen (m to m). Hal yang sama juga terjadi pada volume ekspor yang mengalami penurunan 2,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 11,9 juta ton.
Seluruh impor berdasarkan golongan penggunaan barang mengalami penurunan. Impor bahan baku/penolong turun sebesar 11,9 persen dibanding bulan sebelumnya (m to m). Selain itu, barang konsumsi dan barang modal juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,0 persen dan 10,8 persen secara m to m.